Breaking News

Jumat, 01 April 2016

Gaji prajurit TNI minimal harus Rp 4,5 juta

Juwono Sudarsono.

Lelaki itu sudah menunggu di salah satu meja tepat di depan pintu masuk Kafe Victoria, Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan. Wajahnya tak asing. Dialah Juwono Sudarsono, mantan Menteri Pertahanan era Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Meski lumayan lama dia meninggalkan jabatan itu. Namun lelaki kelahiran Ciamis, Jawa Barat itu masih banyak memberikan sumbangsihnya dalam dunia pertahanan Indonesia. Di sela-sela kesibukannya di rumah, setelah dua tahun ini meninggalkan dunia kampus sebagai pengajar, Juwono menyempatkan diri untuk berbincang dengan wawancara.

Berikut petikan wawancara Juwono Sudarsono kepada Arbi Sumandoyo mengenai pandangannya soal pertahanan Indonesia.


Menurut Anda, bagaimana sistem pertahanan kita setelah era Orde Baru kemudian Reformasi?

Cukup baik tetapi masih kurang.

Kurang dalam hal?

Peralatan, anggaran dan kemampuan.

Apa perbedaan yang paling mencolok dari sistem pertahanan kita?

Yang terpenting adalah berapa pun anggaran kita yang terpenting adalah keadilan sosial bagi para prajurit.

Artinya dengan kondisi seperti itu, pertahanan kita dari darat,laut dan udara masih belum mumpuni?

Betul.

Apa yang harus dikembangkan untuk pertahanan Indonesia ke depan?

Yang paling penting adalah memberikan prajurit dengan pangkat rendah sedikitnya Rp 4,5 juta atau paling tidak sedikitnya Rp 4,2 juta. Itu sebetulnya sudah dibenahi tahun lalu ketika Pak Moeldoko menjabat, Rp 4,2 juta untuk setiap prajurit. Itu minimum.

Artinya untuk memperbaiki angkatan perang kita secara ekonomi?

Iya. Dulu, waktu saya menjadi Menteri Pertahanan Tahun 2009-2014, saya hanya 40 persen berhasil memberi air minum bersih untuk prajurit pangkat rendah di seluruh Komando Daerah Militer se-Indonesia.

Tujuannya untuk apa?

Untuk prajurit, kesehatan dan kemampuan. Supaya prajurit juga bisa bekerja dengan baik. Jadi paralonisasi di asrama dan kesatrian di Komando Daerah Militer seluruh indonesia adalah pangkal kebersihan prajurit. Air bersih sehat adalah pangkal disiplin tentara: karena air bersih adalah prasyarat kesejahteraan prajurit dan keluarganya selama dinasnya sebagai tamtama

Jadi selama ini kebutuhan air bersih untuk prajurit ini masih belum terpenuhi?

Dulu ada, tetapi terbatas, hanya di beberapa Komando Daerah Militer.

Bukan kah prajurit masih mendapatkan asupan makanan, misal seperti jatah beras?

Iya sampai saat ini, tetapi untuk kebutuhan air bersih itu belum semuanya. Tingkat kematian bayi karena kekurangan air bersih di Indonesia tertinggi, itu termasuk juga anak-anak prajurit.

Bagaimana dengan Bela Negara, apakah menurut Anda perlu untuk pertahanan Indonesia?

Perlu dipakai juga asal dipakai dengan ukuran yang jelas. Jadi sekarang bela negara itu bagian dari pendidikan politik atau bagian dari pendidikan karakter. Jadi yang terpenting adalah pendidikan karakter.

Menurut Anda, berapa porsi seharusnya anggaran untuk membeli Alutsista mengingat Singapura memiliki alat pertahanan lebih maju?

Anggaran belanja Alutsista kita itu ditentukan oleh pemerintah melalui persetujuan DPR. Tetapi kita juga harus tahu jika saat ini kondisi ekonomi kita masih parah. Sehingga kemampuan untuk menyerap anggaran belanja tinggi masih jauh. Singapura kecil, tetapi dia memiliki penduduk lebih padat dengan ekonominya tinggi. Anggaran mereka untuk pertahanan satu setengah kali dari anggaran belanja kita untuk pertahanan. Karena luasnya kecil, padat, jadi perlu pertahanan yang lebih kuat. Kalau kita karena kepulauan masih banyak yang bolong-bolong.

Perang ke depan adalah teknologi, apa yang harus dibangun dari sistem pertahanan kita?

Pertama adalah keadilan masyarakat. Keadilan anggaran dalam setiap angkatan secara merata. Jangan terlalu terfokus dengan angka-angka, karena angka setinggi apa pun belum cukup. Walaupun sudah turun Rp 122 triliun per tahun, itu masih kurang.

Berapa seharusnya?

Yang terpenting saat ini adalah kemampuan kita sekarang.

Sistem seperti apa yang perlu dibenahi dari pertahanan kita?

Dari Barat sampai Timur. Dari Papua sampai Merauke itu harus ada keamanan darat, laut dan udara. Sistem alutsista itu mahal sekali, yang terpenting adalah keadilan sebagai kunci dari sistem pertahanan. Keadilan sosial itu saat ini masih kurang. Terjadi ketimpangan sosial.

Biodata

Nama: Juwono Sudarsono

Perjalanan Karier:
- Staf Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional, Departemen Pertahanan (1972-1975)
- Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) (1988-1994)
- Guru Besar FISIP UI (1989)
- Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1995)
- Menteri Negara Lingkungan Hidup Kabinet Pembangunan VII (1998-1998)
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Reformasi (1998-1999)
- Menteri Pertahanan Kabinet Abdurrahman Wahid (1999-2000)
- Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009)

Penghargaan:
Bintang Mahaputra Adipradana
Bintang Jasa Utama
Satya Lencana Dija Sistha



***


Bonus Freechips 5.000
Bonus Referral 20%
Bonus Cashback 0.3%
Pelayanan dan Proses Deposit / Withdraw Cepat

Untuk info lebih Lanjut :

Web : Domino365.com
Pin BBM : 5598274D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By